[NOVEL TERBARU!!] Resensi Novel "ANGAN SENJA DAN SENYUM PAGI" karya Fahd Pahdepie
music and frequency |
Buah karya sastra yang puitis disajikan dengan penuh rasa kesal, sedih, kecewa, dan bahagia. Itulah karya terbaru dari Fahd Pahdepie yang berjudul Angan Senja dan Senyum Pagi. Berikut adalah kisah ringkas dari novel yang bergenre romans ini.
read Angan Senja dan Senyum Pagi |
Bayangkan jika kau tak
bisa memilih untuk lupa. Bayangkan jika segala sesuatu yang kau lihat, kau
dengar, dan kau rasakan terlanjur masuk ke dalam inti memorimu dan kau tak bisa
lupakan semua itu. Itulah yang dialami Angan Senja. Pemuda yang sangat
menggilai matematika dan selalu hidup dengan ingatannya yang sudah menjadi karibnya
yang menguntungkan sekaligus menyengsarakan.
Seperti biasa, ia akan bolos saat pelajaran fisika dan matematika tiba. Angan terlalu
bosan dengan pelajaran itu. Ia memilih untuk
pergi ke tempat yang sepi dan dirasanya nyaman untuk menghilangkan
kebosanannnya dengan membaca novel. Angan yakin tak ada satu murid pun yang
mengetahui tempat itu. Dan itu membuat
Angan mempunyai waktu khusus tanpa matematika. Begitulah hari-harinya di
sekolah.
Sampai pada suatu hari seorang murid perempuan mengejutkannya dari belakang.
“Hei...” kata gadis itu. Angan terheran-heran melihat gadis itu. Seketika itu
juga Angan memerhatikan wajahnya. Mulai ujung rambut sampai dagu. Rambut halus
itu, alis indah itu, jidat proporsional, pipi tirus, hidung mancung, bibir
mungil. Sungguh komposisi yang menakjubkan dan semua masuk ke dalam inti memori
Angan. “ Hei, aku Senyum Pagi! Kamu?” sapanya berusaha memperkenalkan diri.
Senyum Pagi, dua tahun lebih tua dari Angan. Gadis cantik
dengan senyum dan lesung pipit yang tak bisa dihindari siapa pun. Dan Pagi akan
tersenyum kepada siapa saja yang berpapasan dengannya. Meskipun begitu, ia tak
bisa menghilangkan kebiasaan buruknya. Pagi selalu saja salah kostum. Di saat
yang lain mengenakan seragam putih-putih, Pagi akan mengenakan seragam putih-
abu-abu. Namun hal itu tidak sedikit pun memudarkan daya tarik orang terhadapnya
Sejak pertemuannya dengan Angan di tempat rahasia itu,
mereka memutuskan tempat itu sebagai markas mereka. Tembok belakang sekolah
yang tersembunyi. Mereka akan membuat janji
dan menyamakan waktu bolos untuk mengunjungi markas mereka. Pagi senang,
karena tempat itu menjadi tempat yang aman untuk berbagi cerita dengan Angan.
Semacam kotak rahasia akan kenangan masa SMA yang dikemas secara rapi sehingga
tak ada yang mengetahui kecuali mereka.
Tak jarang Pagi memuji Angan yang kerap menjuarai
Olimpiade Matematika. Angan pun sudah terkagum-kagum pada Pagi sejak pertama
kali bertemu dengannya. Saat Pagi mulai memujinya ia hanya menggelengkan
kepala. "Hidup tetap indah kok, meski kita
tidak bisa menyelesaikan hitung-hitungan matematika,” ujar Angan. “Sebab hidup ini jadi indah jika kita tidak
selalu dapat memperhitungkanya, kan? Banyak hal yang tidak bisa dihitung.
Cinta, persahabatan, misalnya. Perasaan manusia punya keterbatasan yang gak
bisa dimatematikakan, Infinity..." ujarnya lagi dengan menyilangkan
kedua telunjuknya di dadanya, lalu menyentuhkan masing-masing telunjuknya
dengan kedua ibu jarinya.
Hubungan
mereka semakin dekat. Mereka biasa berjalan berdampingan, mendengarkan musik
bersama, dan sekedar kejar-kejaran di bawah rerintik hujan. Semuanya masuk ke dalam inti memori Angan dan
tak berkesempatan untuk terlupakan. Ikatan persahabatan antara murid laki-laki
cupu dengan kakak kelas perempuan cantik yang menjadi bintang sekolah hingga
menjadi status pacar pura-pura. Angan senang dengan hal ini. Andai tak ada kata
‘pura-pura’, pikirnya.
Kisah
mereka terus berlanjut hingga Pagi menyadari bahwa menemukan seseorang yang
benar-benar ia cintai, Angan. Ia pun membuat janji dengan Angan untuk datang ke
markas. Pagi bermaksud menyampaikan perasaannya yang sudah ia tulis rapi di
sebuah surat berbentuk kemeja. Sayangnya, tuhan berkehendak lain. Angan
mendapat perlakuan yang tidak pantas dari lelaki, kakak kelas Angan yang
katanya pacar Pagi. Namun peristiwa itu mendorong Pagi untuk mengunjungi Angan
di rumahnya. Dari situlah Pagi bertemu dengan Ibun, ibu Angan.
Beberapa hari kemudian, semuanya
kembali seperti biasa. Pagi selalu ingin mengutarakan perasaannya. Ia tak bisa
menahannya lebih lama. Pagi tahu sebentar lagi ia akan lulus, sedangkan Angan
masih harus menjadi anak SMA dua tahun lagi. Pagi pun membuat janji lagi dengan
Angan. Angan juga meng-iyakan janji itu, bahwa mereka akan bertemu di markas
saat istirahat pertama.
Namun diluar perkiraan Pagi,
semua rencananya hancur berkeping-keping dan tak mungkin tuk dipungut dan
dirangkai kembali. Di bawah hujan hari itu, Angan terlebih dahulu memberi tahu bahwa dia
lolos pertukaran pelajaran ke Amerika. Pagi takut mengganggu prestasi Angan. Angan
tak tahu apa yang ada di benak Pagi, karena Angan tak bisa
memperhitungkannya. Angan menengadahkan
wajahnya dan tersenyum ke arah langit. Namun, hujan hari itu juga mengiringi
tangis Pagi yang tersembunyi dalam senyumnya atas keberkasilan Angan.
Sejak
saat itu, Pagi tak menemui Angan lagi. Pagi tak mempunyai cukup kekuatan untuk mengembalikan kepingan
hatinya yang telah pecah. Bukan karena siapa-siapa juga bukan karena apa-apa.
Di sisi lain, Angan terus mencari Pagi. Ia terus berusaha menghubungi Pagi.
Sampai hari kelulusan pun tiba dan Pagi benar-benar menghilang begitu saja.
Kisah
mereka tetap berlanjut sampai tuhan mempertemukan mereka kembali tujuh belas
tahun kemudian. Sebuah pertemuan yang penuh dengan penyesalan dan
keterlambatan. Saat semua sudah tidak seperti masa lalu. Ribuan kata andai
terus berputar di kepala Angan dan Pagi. Andai aku menyatakan perasaanku
sebelum semua ini telah terjadi. Namun tetap, ini kisah tentang Angan senja
yang tak pernah berhenti menanti senyum Pagi.
Sebuah
novel romans dengan kisah cintanya yang
dewasa. Lewat buku ini, penulis mampu membawa
pembacanya ikut larut dalam rasa kesal, sedih, kecewa, dan bahagia. Kisah yang
mengajarkan kerelaan, keikhlasan, keteguhan dalam menghadapi cinta. Seakan
mereka mengatakan bahwa pada waktunya
semua orang berhak bahagia dengan jalannya sendiri-sendiri. Sebuah perpaduan
menarik antara matematika dan musik. Penulis bisa menghubungkan dengan sangat
indah dan memadukan unsur yang sangat filosofis antara keduanya. Bahkan bisa
menjadi suatu yang menakjubkan dalam novel ini. Sehingga membuat pembaca ingin
terus melanjutkan cerita dalam novel ini.
Tetapi,
sebuah karya dari manusia pastilah mempunyai titik kesalahan. Selain beberapa
kelebihan yang diterangkan di atas, novel ini juga mempunyai beberapa
kekurangan. Seperti Alur cerita yang meloncat-loncat sehingga membuat novel ini
sedikit rumit. Selain itu, kurangnya penjelasan dari istilah atau kalimat yang
kurang familiar. Akan tetapi, novel ini bagus untuk dibaca. Khususnya bagi
mereka yang mempunya jiwa ketakterbatasan. to the infinity.....
Comments
Post a Comment