Pesan Santri: Untuk Emak dan Bapak


-Pesan Dari Santri Indonesia- 

         Halo Emak, Bapak! Apa kabar hari ini? Semoga lebih dari baik. Ternyata cukup lama, ya, kita tidak saling temu. Jangan tanyakan rindu yang kupunya, karna pastilah rindu itu membuncah dalam diriku. Adakah rindu yang sama Emak dan Bapak rasakan?
          Mak, Bapak, kalau aku boleh jujur, ingin sekali aku lari dari sini dan pulang. Dan jika aku tak melihat indahnya kalimat tuhanku dan kefadhalan perjuangan ini, pastilah aku sudah mengambil langkah seribu untuk bertemu Emak dan Bapak.
          Mak, Bapak, kalau aku boleh jujur lagi, sebenarnya ingin sekali mulut ini mengaduh kepada kalian. Ini semua berat, Mak, Bapak.... . Terkadang aku merasa fisikku sangat lemah dan batinku pun demikian. Kadang aku ingin sekali mengatakan, “Mak..., kakiku linu. Aku lelah naik-turun tangga.” Atau “Bapak..., aku pusing, tapi kenapa semua belum berhenti juga? Aku ingin istirahat, Pak!” Aku ingin mengeluh terus dan terus mengeluh.
          Namun, saat aku membalikan sudut pandangku dan mencoba melihat dari sudut pandang Emak dan Bapak, pasti Emak dan Bapak lebih ingin mengaduh daripada diriku. Tentang betapa cerewetnya adik-adik, pertengkaran mereka, tentang sekolah mereka, tentang makan hari ini, dan barangkali tentang aku yang di sini. “Aduh..., bagaimana kabar kakak? Pesangonnya kurang-tidak, ya?” “Oh iya, adek minggu depan terakhir bayar SPP.” Dan aku yakin pasti masih banyak lagi yang ingin Emak dan Bapak keluhkan. Tapi aku tahu, kalian bisa mengurungkan semua itu dan memilih diam.

          Saat aku merengek karna kaki dan ragaku yang bagai ditimpa kayu, aku berfikir sejenak, betapa lelahnya raga Emak, Bapak yang setiap hari bagai ditimpa baja. Aku tahu, barangkali dari kantong mata Bapak yang terus mengedur dan menghitam, Bapak pasti ingin untuk sekedar merebahkan badan sejenak. Tapi Bapak pun mengurungkan hal itu juga. Emak pun demikian. Aku yakin, di balik setiap senyum yang Emak berikan pada kami, pasti menyimpan lelah. “Nak, Emak lelah, seperti tak ada sesuatu yang benar ketika Emak melakukan sesuatu. “ Barangkali itu yang emak ingin katakan, tapi Emak memilih diam dan tersenyum.
          Emak, Bapak...., aku tahu, barangkali aku masih manja. Maaf ya, Mak, Bapak... . Bukan maksudku demikian. Aku hanya ingin bercerita banyak, selagi aku masih sempat. Aku takut masa yang bernama ”perpisahan” akan segera datang. Sehingga aku tak lagi bisa berjumpa Emak, Bapak. Hingga aku tak lagi bisa sekedar mencium punggung telapak tangan Emak, Bapak. Hingga aku tak lagi bisa sekedar tanya kabar Emak, Bapak, apalagi bercerita. Sesuatu yang tak mungkin sempat aku lakukan lagi.
          Aku tahu Mak, Bapak..., kebahagiaan orang tua terletak pada kebahagiaan anak-anaknya. Namun Emak, Bapak perlu tahu, kebahagiaan terbesarku adalah bahwasannya Emak dan Bapak bahagia. Apa artinya aku ada jika toh sampai Emak, Bapak telah tiada aku masih tak sempat membuat kalian bahagia.
          Tersebab itulah, di setiap doa yang aku langitkan, aku memohon kepada-Nya untuk melimpahkan kebahagiaan atas Emak dan Bapak. Aku selalu meminta agar Allah menjaga Emak, Bapak dan bahwasannya jangan sampai ada sesuatu, apapun itu, yang menyakiti atau menganiaya Emak dan Bapak.
          Maka sebelum masa perpisahan itu benar-benar terjadi, sebelum Emak, Bapak benar-benar berada di keabadian dan sebelum aku benar-benar merasa menyesal. Aku, anakmu ini meminta maaf atas segalanya. Maaf atas segala kata maaf yang sungkan aku sampaikan. Maaf atas segala kata terima kasih yang tak sempat aku haturkan kepada kalian. Kalaulah banyak sekali orang yang mencintaimu, ketahuilah bahwa aku ada di dalamnya. Dan jika yang mencintaimu itu hanya ada satu maka itu adalah aku. Emak dan Bapak juga perlu tahu, kalaulah ada kalimat yang lebih indah daripada “Aku mencintaimu Emak, Bapak” , niscaya aku pasti mengatakannya.

Terima kasih Emak, Bapak.... Engkau adalah hartaku dan aku teramat bahagia menjadi anakmu.

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH FILM PENDEK TERBAIK -- cerita santri --

Materi kelas XI BAB II~MENELAAH KETENTUAN KONSTITUSIONAL KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

MAKALAH PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA